blogger adsanse

Senin, 04 Juni 2012


BAB 1 PENDAHULUAN Lingkungan merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi hidup hewan. Dalam konsep rantai makanan, hewan ditempatkan sebagai konsumen, sedangkan tumbuhan sebagai produsen. Hewan disebut sebagai makhluk hidup yang heterotrof. Setiap organisme di muka bumi menempati habitatnya masing-masing. Setiap organisme harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan abiotik. Hewan tidak mungkin hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluas-luasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua semua faktor lingkungan. Kisaran toleransi ini akan mempengaruhi kehidupan hewan. Hewan sebagai salah satu organisme hidup yang menempati suatu habitat atau wilayah untuk hidup tumbuh, berkembang dalam mempertahankan generasinya. Dua habitat utama yang biasa kita kenal sebagai tempat hidup hewan-hewan, antara lain pertama air hewan yang mendiaminya dinamakan hewan aquatik, kedua hewan yang hidup didaratan dinamakan hewan terestrial. Hewan aquatiq bermacam-macam, mulai dari yang berbentuk besar hingga yang berbentuk kecil sampai hewan yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Misalnya ikan, bentos dan plankton baik yang phyto maupun zooplankton yang ukurannya mikroskopis. BAB II PEMBAHASAN A. KEHIDUPAN HEWAN AIR Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan. Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-masing lingkungan air tersebut. Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri. Berdasarkan sifat air maka pola kehidupan hewan air di bagi menjadi: 1. Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari. Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hewan di dalam air. Sedangkan lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya. 2. Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati. Sedangkan jika pemupukan sering dilakukan maka tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak kekurangan makanan dan dapat mempertahankan hidupnya. 3. Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah permukaan. Hewan yang hidup di dasar biasanya jenis bentos dan hewan yang hidup di permukaan adalah ikan. 4. Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya. Untuk itu, jika suhu yang tinggi maka hewan bermigrasi ketempat lain untuk mempertahankan hidupnya. Pada air mengalir terdapat beberapa adaptasi organisme sebagai berikut : 1. Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman 2. Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin 3. Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis hewan dapat melekat pada dasar dengan perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti golongan siput dan cacing pipih. 4. Bentuk badan strean line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh menyerupai telur yang membulat di depan dan membulat di belakang untuk mengurangi tekanan air. 5. Bentuk tubuh pipih. Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk tubuh pipih agar mudah bersembunyi di bawah batu 6. Rheothaksis positif. Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang menentang arus berbeda dengan organism perairan tenang yang bila diletakkan di perairan tenang yang bila diletakkan di perairan mengalir se;lalu mengikuti arus. 7. Tigmotaxis positif. Organism perairan lotik mempunyai kecenderungan bergantung dan menempel pada permukaan B. JENIS HEWAN AIR Berdasarkan tempat tinggalnya, hewan air terbagi menjadi tiga yaitu (Khaliyah, 2009): 1. Hewan Air Tawar Hewan air tawar adalah hewan yang hidup di air tawar. Karakteristik habitat hewan air tawar antara lain: variasi temperatur atau suhu rendah, kadar garam atau salinitas rendah, penetrasi dari cahaya matahari kurang, terpengaruh iklim dan cuaca alam sekitar, aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai. Sedangkan karakteristik hewan air tawar yaitu bentuk tubuh hewan lebih besar, permukaan tubuh licin karena berlendir dan alat geraknya berupa sirip, kaki dan tentakel. Hewan air tawar mengeluarkan urin lebih banyak, urinnya lebih encer, tekanan osmosis sel tubuh lebih tinggi dari pada air tawar, dinding sel tubuh lebih tipis. Contoh: Pesut, Lele, Arwana, Koi, Mujair, dan Sepat (lihar gambar). Gambar 1. Ikan pesut (Sumber: Alamendah, 2012) Gambar 2. Lele Biasa (Clarias batracus) (Sumber: Sandro 2012) Gambar 3. Ikan Mujair (Tilapia mossambica) (Sumber: Chaerul, 2012) Gambar 4. Ikan Arwana (Sclerophagus fanmousus) (Sumber: Firman, 2010) 2. Hewan Air Laut Hewan air laut adalah hewan yang hidup pada air laut. Karakteristik habitat air laut antara lain: variasi temperatur atau suhu tinggi, kadar garam (salinitas) tinggi, penetrasi dari cahaya matahari tinggi, ekosistem tidak terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar dan aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan rotasi bumi. Sedangkan karakteristik hewan air antara lain: tubuhnya berbentuk torpedo (stream line), permukaan tubuh licin karena berlendir dan anggota gerak tubuh berupa sirip dan tentakel. Hewan air laut mengeluarkan urin lebih sedikit, urinnya lebih pekat, tekanan osmosis sel tubuh lebih rendah dari pada air laut, dinding sel tubuh lebih tebal. Contoh: Kakap, Tongkol, Lumba-lumba, Paus, dan Singa laut Gambar 5. Singa laut (Sumber: Steven 2011) Gambar 6. Lumba-lumba (Sumber: Rifai, 2012) Gambar 7. Paus (Sumber: Muhammad, 2012) Gambar 8. Ikan Tongkol (Sumber: Anonim, 2012) 3. Hewan Air Payau Hewan air payau adalah hewan yang hidup pada campuran air laut dan air tawar. Salinitasnya berada di antara salinitas air laut dan salinitas air tawar dan tidak mantap. Tahan terhadap perubahan kadar garam dan salinitas yang berubah-ubah. Contoh: Bandeng dan Udang Windu Gambar 9. Udang Windu (Sumber: Anonim, 2012) Gambar 10. Ikan Bandeng (Chanos chanos) (Sumber: Anonim, 2012) C. PERSEBARAN HEWAN AIR Persebaran hewan air di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama: 1. Penyebab Persebaran Penyebab persebaran hewan air ditentukan oleh faktor berikut ini: a. Tekanan Populasi, dengan bertambahnya jumlah populasi hewan, maka hewan air akan berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan menyebabkan jumlah mereka tersebar di dunia. b. Persaingan, persaingan yang dimaksudkan disini adalah perebutan wilayah kekuasaan. Hewan yang kuat mempertahankan wilayahnya akan menghasilkan populasi besar sehingga hewan akan menyebar. c. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal. 2. Sarana Persebaran Sarana persebaran hewan air dapat dilakukan melalui: a. Air, kemampuan hewan dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut. b. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan hewan air. Misalnya benih ikan yang dibawa oleh manusia kesuatu tempat. 3. Hambatan Persebaran Hambatan persebaran hewan, antara lain: a. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan. b. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran hewan air seperti samudera dan sungai. c. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat hewan dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam. D. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN POPULASI HEWAN AIR Dinamika populasi hewan air sebenarnya merupakan cabang ilmu yang mempelajari dinamika perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu populasi (stok) misalnya: pertumbuhan, mortalitas, rekruitmen, produksi, serta pengaruh penangkapan terhadap populasi/stok hewan air. Perubahan-perubahan anggota populasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Perubahan ukuran populasi yang tidak beraturan menurut skala waktunya, yang disebut dengan fluktuasi. 2. Perubahan ukuran populasi yang beraturan dan tetap skala waktunya yang disebut dengan siklis Faktor yang sangat mempengaruhi populasi yaitu mortalitas, natalitas, migrasi dan emigrasi. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan secara fluktuasi, diantaranya yaitu perubahan cuaca, perubahan ketersediaan makanan dan faktor pemburuan. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan populasi secara siklis, diantaranya interaksi, stress, makanan dan genetik. Semua faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kelahiran, kematian dan migrasi. Sebenarnya agak sulit untuk membedakan secara pasti pengaruh yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan perubahan populasi dalam kategori siklis tersebut, bahkan semuanya bekerja secara bersamaan. Ilmuwan Australia mengungkapkan bahwa peningkatan suhu air laut di belahan bumi bagian Selatan telah berdampak buruk bagi kehidupan ikan yang ada. Kondisi ini bahkan telah mengancam kelangsungan hidup hewan air terutama ikan Umumnya hewan-hewan berdarah dingin merespons kehangatan dengan meningkatkan pertumbuhan sesuai dengan kenaikan suhu, Perubahan iklim merupakan penyebab yang mendorong ikan mencapai batas akhir ketahan fisiknya. Pelambatan maupun peningkatan tingkat stress akibat peningkatan temperatur telah mengorbankan metabolisme ikan saat kondisi suhu semakin hangat. Perubahan iklim dapat mempengaruhi spesies secara langsung. Mulai dari fungsi tubuh, pertumbuhan, perilaku, dan secara tidak langsung akan berpengaruh kepada kelangsungan ekosistem. BAB III KESIMPULAN Kesimpulan dari makalah ini antara lain: 1. Pola kehidupan hewan air berdasarkan sifat air terbagi menjadi empat: yaitu pola kehidupan di air akibat cahaya matahari, akibat zat-zat pelarut, akibat perubahan suhu dan akibat gaya tekan ke atas. 2. Jenis hewan air terbagi menjadi hewan air tawar, hewan air laut dan hewan air payau. 3. Pola penyebaran hewan air dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu penyebab persebaran, sarana penyebaran dan hambatan penyebaran. 4. Pertumbuhan dan perkembangan populasi hewan air sangat tergantung kepada faktor lingkungan yang mempengaruhinya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Persebaran Hewan dan Tumbuhan Di Dunia. (online) (http://pusatilmupsikologi.blogspot.com/2012/05/persebaran-hewan-dan-tumbuhan-di-dunia.html, diakses 15 Mei 2012). Andi. 2011. Mengenal kehidupan Hewan Air. (Online). (http://www.artikelteknik.com/hewan-dan-lingkungan-abiotik-2011121324.htm, diakses 14 April 2012). Budiyanto. 2012. Ciri-ciri Lingkungan Ekosistem Air Laut. (Online) (http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-x-biologi/ciri-ciri-lingkungan-ekosistem-air-laut/, diakses 15 Mei 2012) Cahya. 2009. Habitat dan Ekosistem Air Tawar dan Air Laut. (Online). (http://organisasi.org/ciri_ciri_habitat_dan_ekosistem_di_air_tawar_dan_air_laut_ilmu_sains_biologi, diakses 18 April 2012). Khaliyah Nusi. 2009. Penggolongan Hewan. (online) (http://nusikhaliyah.blogspot.com/2009/02/penggolong-hewan.html, 15 Mei 2012) Rita. 2011. Avertebrata Air. (Online). (http://wwwsemuaboleh.blogspot.com/2011/03/avertebrata-air.html, diakses 23 April 2012) Tria, Rahman Cinta. 2012. Faktor yang Mempengaruhi. (online) (http://rahmandzikkrullah.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html, diakses 15 Mei 2012) Yanto. 2012. Dinamika Populasi Ikan. (Online). (http://catatanpinggir91-budiyanto.blogspot.com/2011/06/dinamika-populasi-ikan.html, diakses 14 april 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar