blogger adsanse
Rabu, 25 Januari 2012
Sabtu, 21 Januari 2012
Rabu, 18 Januari 2012
Minggu, 15 Januari 2012
Senin, 09 Januari 2012
Minggu, 08 Januari 2012
Kamis, 05 Januari 2012
Tentang Ubi (umbi)
Tentang Ubi (umbi)
Februari 22, 2008
6 Votes
images5.jpgUmbi-umbian merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Umbian-umbian mempunyai kandungan gizi yang cukup memenuhi jika dimanfaatkan sebagai makanan pokok. Jenis umbi-umbian yang sering ditemukan di pasaran antara lain jenis talas-talasan, ketela rambat, kentang, ketela pohon.
Jenis Talas-talasan (Aracaceae)
Tanaman talas-talasan yang banyak dijual di pasaran saat ini adalah bentol (Xantoshoma, Colocasia). Jenis tanaman ini dijual di pasaran dengan harga yang relatif rendah. Tanaman ini juga mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pangan pengganti beras.
Sekarang ini, jenis talas-talasan dioleh menjadi keripik, masakan, bahkan ada yang dijadikan sebagai tepung.
Ketela rambat/ ubi jalar (Ipomoea batatas)
Ketela rambat yang banyak dijual dipasaran terdiri dari dua jenis yaitu ketela ungu dan ketela kuning. Ketela rambat sering dijadikan sebagai camilan atau makanan pengganjal perut. Ketela rambat sering dioleh dengan direbus, digoreng, atau dijadikan keripik.
Kentang (Solanum tuberculosum)
Kentang banyak dimanfaatkan sebagai sayuran dalam masakan sehari-hari. Pengolahan kentang yang banyak adalah diolah sebagai keripik. Kentang di pasaran saat ini banyak dijual tapi pengolahan kentang untuk menjadi lebih berkualitas masih belum berkembang.
Ketela pohon (Manihot utilissima)
Ketela pohon merupakan jenis umbi akar yang sering dimanfaatkan sebagai makanan tambahan. Ketela pohon sering diolah dengan direbus, digoreng, dijadikan keripik, dan diolah menjadi tepung. Sekarang ini banyak makanan atau kue yang menjadikan ketela pohon sebagai bahan dasarnya.
jadi kesimpulannya, umbi-umbian pada saat sekarang ini masih dijadikan sebagai makanan tambahan. Padahal apabila dilihat dari kandungan gizinya, umbi-umbian mempunyai kandungan gizi yang dapat dikembangkan sebagai makanan alternatif pengganti beras. Hal ini memungkinkan masyarakat tidak akan terlalu tergantung terhadapa keberadaaan beras sebagai makanan pokok.
# ditulis oleh mbak Anik, dengan sedikit modifikasi
Mitokondria
Mitokondria
Maret 6, 2008
9 Votes
bunga-s.jpgPada biologi sel, mitochondrion (jamak mitokondria) merupakan organel. Variannya sering ditemukan pada sel-sel eukariot. Mitokondria biasanya di deskripsikan sebagai “cellular power plants” karena dia menguraikan materi organik menjadi energi berupa ATP melalui proses fosforilasi oksidatif. Biasanya tiap sel mengandung ratusan atau ribuan mitokondria, dan menempati 25% sitoplasma.
Struktur mitokondria
Mitokondrion terdiri atas membran luar dan membran dalam yang terdiri atas lipid bilayer dan protein. Kedua membran tersebut, biasanya mempunyai bagian yang berbeda. Karena memiliki oganisasi membran ganda, dia memiliki 5 bagian yang berbeda di dalam mitokondria, yaitu membran luar, ruang intermembran, membran dalam, ruang cristae dan matrik. Range mitokondria berukuran 1 sampai 10 mikrometer.
f.jpg
Fungsi mitokondria
Walaupun telah diketahui bahwa mitokondria merubah materi organik menjadi eenergi sel yang berupa ATP, mitokondria memerankan peranan penting pada proses metaboik, yaitu:
Apoptosis : proses kematian sel
Glutamate : memediasi exitotoxic neuronal injury
Proliferasi sel
Regulasi sel
Sintesis heme
Sintesis steroid
Adapun fungsi mitokondria hanya untuk tipe sel yang spesifik. Mutasi pada regulasi gen menghasilkan kerusakan mitokondria.
Pengubah energi
Peran utama dari mitokondria adalah memproduksi ATP yang direfleksikan oelh membran dalam. Hasil oksidasi dari proses glikolisis berupa piruvat dan NADH dan diproduksi dalam sitosol. Ini merupakan proses respirasi sel, juga dikenal sebagai respirasi aerob, yang membutuhkan adanya oksigen.
Energi redok dari NADH dan FADH2 diubah menjadi okasigen dengan beberapa langkah melalui transfer elektron. Protein komplek pada membran dalam berfungsi mentransfer dan menghasilkan energi yang digunakan untuk memompa proton (H+) ke ruang intermembran.
Asal
Mitokondria berisi ribosom dan DNA, dan satu-satunya yng dibentuk oleh divisi mitokondria yang lain, umumnya disepakati bahwa mitokondria itu merupakan derivat dari endosimbiosis prokariot.
Replikasi dan pewarisan gen
Mitokondria mereplikasi DNA nya dan membagi sebagian besar respon energi yang dibutuhkan oleh sel, dengan kata lain, divisi dan pertumbuhannya tidask berhubungan dengan cell cycle. Ketika energi dibutuhkan oleh sel dalam jumlah yang banyak, mitokondria akan tumbuh dan selanjutnya memisah. Ketika energi yang dibutuhkan sedikit, maka mitokondria akan dirusak atau tidak diaktifkan. Pada divisi sel, mitokondria di distribusikan kepada keturunannya secara acak dalam jumlah sedikit atau banyak.
Kelainan pada Janin
Kelainan pada Janin
Februari 13, 2008
images1.jpgtidak semua janin dapat berkembang dengan sempurna, ada kalanya terjadi kelainan-kelainan pada janin,
Kelainan-kelainan pada janin
Malformasi atau cacat dapat terjadi melalui tiga cara yaitu:
1. Pengaruh bahan berbahaya dari lingkungan luar selama periode awal perkembangan
2. Penerusan abnormalitas genetik dari induknya.
3.Aberasi kromosom yang terdapat pada salah satu gamet atau yang timbul pada pembelahan pertama.
Kelainan-kelainan pada janin diantaranya adalah :
Teratoma
Teratoma adalah tumor yang mengandung jaringan derivat dua, tiga lapis benih. Terjadi saat janin masih embrio. Terjadinya teratoma adalah karena embrio awal (tingkat clivage, blastula, awal grastula) lepas dari kontrol organizer. Ia seperti tubuh yang kembar tidak seimbang yang satu dapat tumbuh normal yang lain hanya gumpalan jaringa yang tdak utuh atau tidak wajar. Teratoma disebut juga fetus in fetu atau bayi dalam bayi.
Sindrom Down
Sindrom down merupakan kelainan fisik janin dengan ciri ciori yang khas seperti retardsi mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), leukimia, hingga gangguan penglihatan dan pendengaran,. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom yaitu pada kromosom 21. Pada penderita ini memiliki tiga unting kromosom 21 (Corebima, 1997).
Sindrom edward
Adalah kelainan pada janin karena kromosom janin mengalami kelainan. Kelainan ini terjadi karena kromosom 18nya mengalami kelebihan yaitu terdapat tiga untai kromosom 18. ciri kelaian janin ini adalah retardasi mental berat, gangguan pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul kecil, kelaianan pada tangan dan kaki.
Sindrom patau
Nama lain dari kelaianan janin ini adalah trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada kromosom ke13 dari pendeita tersebut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri dari kelainan ini adalah bibir sumbing, ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki.biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran.
Talasemia
Talasemia adalah salah satu kelainan pada janin. Talasemia ini memiliki ciri dimana tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita mengalami anemia berat akibatnya harus transfusi darah seumur hidup
Fenilketinoria
Adalah gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino pembentuk protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan atau radiasi mental. Kelainan ini jika dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara memberi asupan fenilalanin yang banyak terdapat pada keju, susu, telur, ikan, daging, pemberian obat atau vitamin tertentu.
Hipotiroid Konginetal
Merupakan penyakit yang dibawa sejak janin atau bisa disebut dengan kelainan janin. Hal ni karena tubuh tidak mampu atau hanya mampu sedikit memproduksi hormon tiroid. Karena hormon tiroid adalah hormon petumbuhan maka jika kekurangan hormon ini maka pertumbuhan fisik dan mental akan terganggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi suplemen tiroid sejak dini.
Fokomelia
Cacat pada lengan, merupakan cacat yang disebabkan oleh Thalidomide. 10 % dari wanita hamil yang memakan obat ini periode sensitive akan melahirkan bayi cacat
Selosomi
Kelainan pada waktu menutupnya dinding perut. Organ-organ visceral dan terdapat di luar rongga perut
Kraniorakiskisis
Kegagalan bumbung neural untuk menutup. Tidak ada rongga kepala, tidak berbentuk lengkung vertebra (Sudarwati dkk, 1990)
Faktor-Faktor Penyebab Kelainan pada Janin
Faktor intern
a.Faktor genetic :
Mutasi : Perubahan pada susunan nukleutida gen (DNA). Mutasi menimbulkan alel cacat, yang mungkin dominant, kodominan atau resesif. Ada alel cacat yang rangkai kelamin artinya diturunkan bersama-sama dengan karakter jenis kelamin. Ex : Polydactil, hemofili
Aberasi : Perubahan pada susunan kromosom.Ex : Sindrom Turner, Sindrom Down
b. Faktor umur ibu
Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka kejadian mongolisme 1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1: 5500 untuk kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1 : 75 untuk kelompok ibu berumur 40 – 44 tahun dan 1 : 15 untuk kelompok ibu berumur 45 tahun atau lebih.
c. Faktor hormonal
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan kejadian kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal.
Faktor Ekstern
a. Infeksi
Cacat dapat terjadi pada janin induk yang terkena penyakit infeksi terutama oleh virus. Contoh cacar air dan campak. Dikenal pula sitomegalovirus (CMV) yang menginveksi ibu yang sedang hamil yang menyebabkan bayinya menjadi tuli, gangguan hati dan mental terbelakang.
b. Obat
Berbagai macam obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menimbulkan cacat pada janinnya. Contoh obat yaitu aminopterin yang mempunyai sifat antagonis terhadap asam folat.
c. Radiasi
Ibu hamil yang diradiasi sinar x akan melahirkan bayi cacat pada otak. Ini disebabkan karena mineral radioaktif tanah sekeliling berhubungan erat dengan lahoir cacat bayi di daerah yang bersangkutan.
d. Defisiensi
Ibu yang defisiensi vitamin atau hormone dapat menimbulkan cacat pada janin. Contohnya devisiensi vit. A akan menimbulkan cacat mata.
e. Emosi
sumbing dan langit-langit celah, kalau terjadi pada minggu ke-7 sampai ke 10 kehamilan orang, dapat disebabkan emosi ibu. Emosi itu mungkkin lewat system hormone. Stress psikis ibu membuat cortex adrenal hyperactive, sehingga penggetahan hydrocortisone tinggi, hormone ini, dapat menginduksi terjadinya langit-langit pecah. Pengaruh emosi itu mungkin juga lewat otak dulu, terus ke hypothalamus , dan ini merangsang penggetahan adrenocoriticotropin dari hipofisa, yang akan mendorong cortez adrenal menggetahkan hormone tersebut.
Rujukan:
Corebima, AD. 1997. Genetika Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press
Hamilton, W.J dkk. 1957. Human Embryology. Cambridge: W. Heffer % Sans Limited.
Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: Penerbit ITB
Tenzer, A dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: JICA UM Malang.
Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Penerbit buku
Urinalisis (analisis kemih)
Urinalisis (analisis kemih)
Februari 10, 2008
11 Votes
analisis.jpgSistem urinaria terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. `Sistem ini membantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urin yang merupakan hasil sisa metabolisme (soewolo, 2003). Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih.
dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita) (http://medicastore.com).
Dalam http://medicastore.com ini juga di paparkan bahwa darah yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang tinggi. sebagian besar bagian darah yang berupa cairan disaring melalui lubang-lubang kecil pada dinding pembuluh darah di dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula bowman;
sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul yang besar (misalnya saja beruupa protein).
Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga bowman dan mengalir ke dalam tubulus kontortus proksimal (tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari kapsula bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut tersaring diserap kembali dan dikembalikan ke darah.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (http://wikipediaindonesia.com). Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea.
Apa saja zat-zat yang terkandung di dalam urin? Di dalam http://wikipedia.com dijelaskan bahwa urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.
Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urin.
Dalam basoeki (2000) disebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat banyak cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan anlisis secara mikroskopik.
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000).
Nah bagi Anda yang ingin mencoba melakukan urinalisis, berikut ada cara alat-bahan apa saja yang dibutuhkan:
Alat yang digunakan dalam praktikum kaliini adalah, sentrifugasi dan tabungnya, tabung reaksi, pipet panjang, penjepit tabung reaksi, urinometer, tabung urinalis, gelas benda, gelas penutup, mikroskop, lap flanel, kertas isap, lampu spiritus, korak api dan termometer.
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah, urine segar, larutan Bennedict, larutan NaOH 5%, larutan CuSO4 1 %, indikator universal, asam sulfosalisilat, reagen millon, kristal sodium nitroprusside, dan asam asetat.
Tentang bagaimana mekanisme / langkah-langkahnya, silahkan klik link berikut: Cara-cara analisis urin (Urinalisis)
Pembentukan Janin
Pembentukan Janin
Februari 13, 2008
images.jpgManusia ada yang tinggi, mancung, sipit, rambut hitam, ikal lurus dan lain-lain. Ternyata di balik semua itu manusia ibentuk melalui mekanisme yang sama jauh di dalam rahim bunda tercinta. Berikut penjabaran tentang mekanisme pembentukan janin, mulai dari penyatuan gamet yaitu fertilisasi sampai dilahirkannya janin.
zigot yang terbentuk dari penyatuan gamet akan mengalami berbagai proses menakjubkan yang akan membuat kita berseru akan kebesaran Tuhan. Selamat membaca!
Pengertian Janin
Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa (Wildan yatim, 1990).
Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006 disebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang belakang yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang dewasa sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan minggu pertumbuhan.
Proses Pembentukan Janin
Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1.Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatosit Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari :
Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
b. Oogenesis
Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
Folikel PrimordiaL
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Fertilisasi
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi individu baru.
Spermatozoa yang mengelilingi ovum akan menghasilkan enzim hialuronidase, yaitu enzim yang memecah protoplasma pelindung ovum agar dapat menembus ovum dengan sedikit lebih mudah. Enzim tersebut merusak korona radiata dan memudahkan penembusan zona pellucida hanya untuk satu sperma saja. Badan dan ekor sperma terpisah dari kepala segera setelah masuk ke dalam ovum. Segera setelah kedua sel bersatu, kumparan kutub kedua dalam inti (nukleus) ovum mengalami pembelahan meiosis kedua dan mampu bersatu dengan inti sperma, sehingga terbentuk kromosom diploid (2n).
Gambar 1. Fertilisasi dan pembelahan (sumber, microsoft encharta)
Perkembangan Janin di Rahim
Pembelahan
Menurut yatim (1990:155) pada manusia pembelahan terjadi secara holobastik tidak teratur. Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan tidak sama dan tidak serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot membelah menjadi 2 sel, kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4 sel, diteruskan tingkat 5 sel, 6 sel, 7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk balstomer yang terdiri dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif yang disebut morula.
Pembelahan atau segmentasi terjadi setelah pembelahan. Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer. Pembelahan itu bias meliputi seluruh bagian, bias pula hanya sebagian kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis. Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam bidang pembelahan yaitu meridian, vertical, ekuator dan latitudinal
Blastulasi dan Nidasi
Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
Gastrulasi
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.
Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.
Organogenesis
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu. Organogenesis pada bumbung-bumbung:
Bumbung epidermis
Menumbuhkan:
Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lender, kelenjar air mata.
Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.
Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.
Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
Lapisan enamel gigi.
2. Bumbung endoderm
Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster dan intestium.
Lapisan epitel paru atau insang.
Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).
Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.
3.Bumbung neural (saraf)
Otak dan sumsum tulang belakang.
Saraf tepi otak dan punggung.
Bagian persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.
Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigment.
4.Bumbung mesoderm
Otot:lurik, polos dan jantung.
Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.
Ginjal dan ureter.
Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica musclarismucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubh, seperti pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.
Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: plera, pericardium, peritoneum dan mesenterium.
Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar buntu.
Lapisan dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama pulpanya.
Pada minggu ke 5 embryo berukuran 8 mm. Pada saat ini otak berkembang sangat cepat sehingga kepala terlihat sangat besar. Pada minggu ke 6 embrio berukuran 13 mm. Kepala masih lebih besar daripada badan yang sudah mulai lurus, jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke 7 embryo berukuran 18 mm, jari tangan dan kaki mulai dibentuk, badan mulai memanjang dan lurus, genetalia eksterna belum dapat dibedakan. Setelah tahap organogenesis selesai yaitu pada akhir minggu ke 8 maka embrio akan disebut janin atau fetus dengan ukuran 30 mm.
b. Tahap Perkembangan Fetus/Janin
Tahap perkembangan janin dimulai pada bulan ke 3 sampai ke 10.
Pada 6 bulan terakhir perkembangan manusia digunakan untuk meningkatkan ukuran dan mematangkan organ-organ yang dibentuk pada 3 bulan pertama.
Pada saat janin memasuki bulan ke 3, panjangnya 40 mm. Janin sudah mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh orang dewasa. Pada usia ini genitalnya belum dapat dibedakan antara jantan dan betina dan tampak seperti betina serta denyut jantung sudah dapat didengarkan.
Pada bulan ke 4 ukuran janin 56 mm. Kepala masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak berbeda. Pada minggu ke 16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus sudah dapat dirasakan oleh ibu.
Pada bulan ke 5 ukuran janin 112 mm, sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran fetus mencapai 160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak diseluruh tubuh (lanugo). Pada yang jantan testis mulai menempati tempat dimana ia akan turun ke dalam skrotum. Gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu. Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum berfungsi.
Pada bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus, organ internal sudah pada posisi normal.
Pada bulan ke 7 janin nampak kurus, keriput dan berwarna merah. Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan ke 9. system saraf berkembang sehingga cukup untuk mengatur pergerakan fetus, jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 8 testis ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik jika dilahirkan 70% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 9, janin lebih banyak tertutup lemak (vernix caseosa). Kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan kaki.
Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin besar maka ruang gerak menjadi berkurang dan lanugo mulai menghilang. Percabangn paru lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai antibodi plasenta mulai regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.
Karakteristik Janin
Proses Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan
Proses terbentuknya janin laki-laki dan perempuan dimulai dari deferensiasai gonad. Awalnya sel sperma yang berkromosom Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ jantan dan yang X menjadi organ betina. Deferensiasi lanjut kromosom Y membentuk testis sedangkan kromosom X membentuk ovarium. Proses deferensiasi menjadi testis dimulai dari degenerasi cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus semineferus. Di celah tubulus sel mesenkim membentuk jaringan intertistial bersama sel leydig. Sel leydig bersama dengan sel sertoli membentuk testosteron dan duktus muller tp duktus muller berdegenerasi akibat adanya faktor anti duktus muller, testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis, vas deferent, vesikula seminlis dan duktus mesonefros. Karena ada enzim 5 alfareduktase testosteron berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang kemudian pada epitel uretra terbentuk prostat dan bulbouretra. Selanjunya mengalami pembengkakan dan terbentuk skrotum. Kemudian testis turun ke pelvis terus menuju ke skrotum. Mula-mula testis berada di cekukan bakal skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga pelvis.
Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi lanjut kemudian pit primer berdegenerasi membentuk medula yang terisi mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal menebal membentuk sel folikel yang berkembang menjadi folikel telur. Deferensiasi gonad jadi ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini cortex tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta mendorong pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi menjadi oosit primer. Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi. Saat gonad yang berdeferensiasi menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis kemudian berpusing sekitar 450 letaknya menjadi melintang.
Penis dan klitoris awalnya pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina ectoderm. Klitoris sebenarnya merupakan sebuh penis yang tidak berkembang secara sempurna. Pada laki-laki evagina ectoderm berkembang bersama terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca.
Pengeluaran Bayi
Kelahiran bayi dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses persiapan persalinan. Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kedua adalah kelahiran bayi yang keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap berikutnya adalah observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar.
Tahapan yang pertama adalah kontraksi. Ini biasanya fase paling lama. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas. Setelah itu leher rahim akan semakin lebar.Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm.
Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda.
Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin.
Posisi calon ibu saat melahirkan turut membantu lancarnya persalinan. Posisi setengah duduk atau setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah daya dorong ibu.
Pengeluaran plasenta
Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan.
Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran bayi. Apabila plasenta telah keluar, akan segera dijahit robekan atau episiotomi sehingga kembali seperti semula.
Rujukan:
Corebima, AD. 1997. Genetika Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press
Hamilton, W.J dkk. 1957. Human Embryology. Cambridge: W. Heffer % Sans Limited.
Moore, Keith L. 1988. The Developing Human. Canada: W.B Saunders Company.
Sudarwati, Sri.dkk. 1990. Dasar-Dasar Struktur dan Perkembangan Hewan. Bandung: Penerbit ITB
Tenzer, A dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: JICA UM Malang.
Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Penerbit buku
Buat tempe yuuuuk!
Buat tempe yuuuuk!
Mei 7, 2008
9 Votes
Tempe merupakan salah satu makanan hasil fermentasi yang dilakukan oleh spesies jamur tertentu. Selama proses fermentasi ini terjadi perubahan fisik dan kimiawi pada kedelai sehingga menjadi tempe. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembuatan tempe, salah satunya adalah aerasi (Hastuti 2008).
Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung, yaitu bahan baku yang dipakai (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan keadaan lingkungan tumbuh (suhu, pH, dan kelembaban). Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang digunakan adalah keping-keping biji kedelai yang telah direbus. mikroorganismenya berupa kapang antara lain Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (dapat terdiri atas kombinasi dua spesies atau ketiganya) dan lingkungan pendukung yang terdiri dari suhu 30˚C, pH awal 6,8% kelembaban nisbi 70-80% (Sarwono, 2001 dalam Wijayanti, 2002).
Pembuatan tempe dilakukan dengan dua cara yaitu secara modern dan tradisional. Adapun tahap-tahap pembuatan tempe menurut Wijayanti (2002) adalah sebagai berikut.
1. Penyortiran, bertujuan untuk memperoleh produk tempe yang berkualitas, yaitu memilih biji kedelai yang bagus dan padat berisi. Biasanya di dalam biji kedelai tercampur kotoran seperti pasir atau biji yang keriput dan keropos. Cara membersihkannya adalah biji-biji kedelai diletakkan pada tampah kemudian ditampi, maka akan diperoleh biji kedelai yang berkualitas.
2. Pencucian, bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat maupun tercampur di antara biji kedelai. Kedelai dimasukkan wadah kemudian dicuci dengan air. Pada saat pencucian dilakukan pembuangan biji yang mengambang di air.
3. Perebusan 1, bertujuan untuk melunakkan biji kedelai dan memudahkan dalam pengupasan kulit serta bertujuan untuk menonaktifkan tripsin inhibitor yang ada dalam biji kedelai. Selain itu pencucian 1 ini bertujuan untuk mengurangi bau langu dari kedelai. Perebusan dilakukan selama 30 menit atau ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit kedelai jika ditekan dengan jari tangan.
4. Pengupasan kulit, bertujuan untuk membuang kulit kedelai, sebab bila kulit kedelai tidak dibuang maka kapang tempe tidak dapat tumbuh pada biji kedelai. Pada pengupasan kulit diusahakan agar keping lembaga kedelai (kotiledon) terpisah, karena penetrasi miselium kapang lebih banyak terjadi pada permukaan datar daripada permukaan yang lengkung. Pengupasan kulit dapat dilakukan dengan menggunakan mesin maupun tangan. Kedelai dapat dikupas kulitnya dengan cara diremas-remas, dikuliti dan terjadilah keping-keping kedelai. Kemudian biji kedelai tersebut dicuci sehingga kulit kedelai yang sudah terkelupas dapat dipisahkan atau dibuang.
5. Perendaman, bertujuan untuk melunakkan biji dan mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk selama fermentasi. Ketika perendaman, pada kulit biji kedelai telah berlangsung proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh bakteri asam laktat. Perendaman juga betujuan untuk memberikan kesempatan kepada keping-keping kedelai menyerap air sehingga menjamin pertumbuhan kapang menjadi optimum. Selama perendaman, pH turun dari 6,5 sampai 4,5-5,3 (Steinkraus, 1983 dalam Wijayanti, 2002). Keadaan ini tidak mempengaruhi pertumbuhan kapang tetapi mencegah berkembangnya bakteri yang tidak diinginkan. Perendaman ini dapat menggunakan air biasa atau air yang ditambah asam asetat sehingga pH larutan mencapai 4-5. perendaman dilakukan selama 12-16 jam pada sushu kamar (25-30˚C).
6. Perebusan 2, bertujuan untuk lebih melunakkan biji kedelai sehingga memudahkan kapang menembus keping-keping biji kedelai. Selain itu, dengan perebusan akan membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman, menonaktifkan tripsin inhibitor dan beberapa zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan kapang.
7. Penirisan dan pendinginan. Biji kedelai harus didinginkan sampai suhu 30˚C sebelum peragian. Biji kedelai harus benar-benar kering angin pada saat inokulasi sehingga pada permukaan tidak terjadi gangguan karena adanya uap air yang dapat mendorong pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan.
8. Penginokulasian/peragian. Pada tahap ini terjadi fermentasi oleh Rhizopus sp. yang diperoleh dari laru daun, laru tempe maupun tepung ragi. Laru tempe paling sedikit mengandung tiga spesies kapang dari genus Rhizopus, yaitu R. olygosporus, R. oryzae, dan R. stolonifer atau R. chlamydosporus.
Pada proses pembuatan tempe R. olygosporus mensintesis enzim pemecah protein (protease) lebih banyak sedangkan R. oryzae lebih banyak mensintesis enzim pemecah pati (a-amilase).
Kapang memerlukan oksigen yang cukup untuk memacu pertumbuhannya, apabila kadar oksigen kurang pertumbuhan kapang pada substrat lambat. Uap air yang berlebihan akan menghambat difusi oksigen ke dalam kedelai sehingga dapat menghambat pertumbuhan kapang. Untuk itu pada saat pembungkusan sebaiknya aliran udara diatur agar tidak terlalu kedap, yaitu dengan memberi lubang apabila dibungkus dengan plastik.
Selain oksigen kapang juga memerlukan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhannya. Kedelai calon tempe harus mengandung cukup air. Apabila terlalu kering dan kelembaban kurang maka substrat kedelai sukar ditembus dan dilapukkan oleh miselium kapang. Sebaliknya apabila terlalu basah, maka akan menghambat penyebaran oksigen sehingga pertumbuhan miselium kapang terhambat.
9. Pembungkusan, dapat menggunakan daun pisang atau plastik polietilen. Penggunaan plastik polietilen berupa lembaran atau kantung sebagai pembungkus pada saat kedelai diperam dapat dilakukan dengan memberikan lubang-lubang kecil yang berjarak 0,25- 1,3 cm. Pemberian lubang pada plastik bertujuan agar oksigen dapat masuk dengan lancar.
10. Pemeraman. Selama pembuatan tempe terjadi kenaikan suhu sampai 40˚C karena adanya pertumbuhan kapang, dan hifa kapang yang akan melakukan penetrasi ke dalam keping biji kedelai. Menurut Steinkraus (1983) dalam Wijayanti (2002) kondisi pemeraman dalam pembuatan tempe tidak mutlak, asalkan seluruh kebutuhan yang pokok untuk pertumbuhan kapang terpenuhi. Kondisi uap air, oksigen, dan panas harus cukup dan tidak boleh berlebihan. Begitu juga zat gizi yang tersedia untuk menjamin pertumbuhan kapang. Apabila kondisi pemeraman sesuai maka miselium kapang akan tumbuh dan mengeluarkan enzim protease, lipase, dan amilase ke lingkungan sekitarnya. Enzim-enzim tersebut akan menguaraikan protein, lemak, dan karbohidrat yang terdapat pada kepingan biji kedelai menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino, asam lemak, dan glukosa.
Menurut Sarwono (2001) dalam Wijayanti (2002) selama proses fermentasi kedelai menjadi tempe akan terjadi peningkatan kandungan fosfor karena hasil kerja enzim fitase yang dihasilkan oleh kapang R. olygosporus. Selain itu kapang tersebut juga dapat menghidrolisis asam fitat menjadi inositol dan fosfat yang bebas. Spesies-spesies kapang yang terlibat dalam fermentasi tempe tidak memproduksi racun, bahkan kapang itu mampu melindungi tempe terhadap kapang penghasil aflatoksin. Selain itu tempe juga mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi kapang selama fermentasi berlangsung. Konsumen tidak perlu khawatir terhadap aflatoksin, yang dihasilkan oleh kapang kontaminan, karena kapang-kapang yang dipakai untuk membuat tempe dapat menurunkan kadar aflatoksin hingga 70%. Selain adanya daya hambat kapang pada tempe terhadap aflatoksin, kedelai juga mengandung seng yang menghambat sintesis aflatoksi.
Cara Bikin Nata De Coco
Cara Bikin Nata De Coco
Agustus 26, 2009
21 Votes
strawberry-iqbalPasti para pembaca sekalian pernah menikmati segarnya es nata de coco. Apalgi kalau sedang berbuka, wuih, luar biasa. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum, yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis dan bertekstur kenyal. Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat dilakukan di rumah, pasti bangga dong makan nata de coco buatan sendiri, mau mencoba?……
Nah berikut langkah-langkah singkat dan praktis dalam membuat nata de coco, selamat mencoba!!!
eitt, sebelumnya siapkan dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan nata de coco antara lain:
100 liter air kelapa
100 gram(gr) gula pasir
500 gram (gr) ZA
50 mili liter (ml) asam cuka/ asam asetat
1 sendok makan asam sitrat
Langkah Kerja dalam pembuatan nata de coco antara lain meliputi:
Menyaring 100 liter air kelapa, kemudian ditambahkan dengan:
100 gr gula pasir
500 gram (gr) ZA
Mendidihkan campuran bahan-bahan nomor 1 di atas, kemudian mematikan api kompor, dan menambah campuran tersebut dengan 50 mili liter (ml) asam cuka/ asam asetat.
Pembuatan starter
Mensterilisasi botol, dengan cara memasukkan air campuran air kelapa yang telah mendidih ke dalam botol hingga setinggi leher botol dan membiarkannya selama kurang lebih 5 menit, kemudian menuangkan isi air kelapa dan mendidihkannya kembali sedangkan botolnya ditutup dengan koran yang telah disterilkan.
Memasukan air kelapa yang sudah didihkan pada nomor 2 sebanyak 600 ml, kemudian menutupnya dengan kertas koran dan membiarkannya hingga dingin (memeramnya selama ± 1 hari).
Setelah dingin (± 1 hari), menambahkan starter yang berumur 6 hari ke dalam botol berisi campuran air kelapa yang telah didinginkan tadi (1 botol stater digunakan untuk 5–6 botol), dan memeramnya kembali selama kurang lebih 6 sampai 7 hari.
Pembuatan Nata de Coco
Menyiapkan nampan yang telah disterilisasikan (melalui pemanasan oleh sinar matahari/pencelupan nampan bersih ke dalam air panas).
Memasang karet gelang pada bagian tengah nampan hasil sterilisasi.
Memasukkan air kelapa hasil pendidihan (seperti poin 2) ke dalam loyang ± 1—1,5 liter di setiap loyang, kemudian menutupnya dengan koran dan mengikatnya dengan karet ban. Setelah itu dibiarkan hingga dingin (memeramnya selama ± 1 hari).
Setelah dingin (± 1 hari) dilakukan inokulasi yaitu menambahkan starter yang berumur 6 hari ke dalam loyang berisi campuran air kelapa yang telah didinginkan tadi (diperam), dan memeramnya kembali selama 7 hari.
NB: Agar bakteri Acetobacter xilynum dapat bekerja dengan baik, yaitu mengubah glukosa menjadi selulose atau dalam pembentukan lapisan nata maka kondisi lingkungan disekitarnya juga harus mendukung. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan nata de coco yaitu kondisi peralatan serta ruangan yang cukup steril. Apabila kondisi ruangan kurang steril sehingga memungkinkan sirkulasi udara berjalan seperti biasa maka peluang untuk terjadinya kontaminasi pada nata yang diproduksi cukup besar, begitu pula jika peralatan yang digunakan kurang steril maka juga dapat menimbulkan kontaminasi (kerusakan pada lapisan nata yang diproduksi).
Nah, jika nata dirasa telah terbentuk, sekarang tinggal dipanen, berikut cara-cara pemanenannya:
Pemanenan Nata
Nata yang terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada), lalu dibersihkan dengan air (dibilas). Kemudian direndam dengan air bersih selama 1 hari.
Pada hari kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagi selama 1 hari.
Pada hari ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuran sesuai selera) kemudian direbus hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
Nata yang telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi dan ditambahkan dengan satu sendok makan asam sitrat.
Pengolahan
Jika ingin dimasak sebagai campuran es buah, nata hasil point 5 d, ditambah dengan gula dan sirup sesuai selera.
Jika ingin digunakan dilain hari dapat disimpan di dalam lemari es.
Pengemasan Nata
Nata hasil 5 d dimasukkan ke dalam plastik dalam kondisi masih panas (mendidih) dan diusahakan tidak terdapat gelembung udara dalam kemasan.
Plastik (kemasan) ditutup rapat dengan karet atau sealer.
Nata siap dipasarkan.
Source:
artikel kiriman teman iqbalali (fajar buana)
http://primatani.litbang.dephtan.go.id
http://wartadesa2007.wordhpres.com
-
Rabu, 04 Januari 2012
Senin, 02 Januari 2012
Minggu, 01 Januari 2012
RESPIRASI PADA TUMBUHAN1
RESPIRASI PADA TUMBUHAN1
Oleh : Drs. Suyitno Al. MS2
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat.
Pembakaran membutuhkan oksigen (O2), terjadai di dalam setiap sel yang hidup. Energi yang diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang digunakan untuk berbagai aktivitas fisiologi dalam tubuh. Di samping itu, pembakaran menghasilkan pula zat sisa berupa gas asam arang (CO2) dan air. Bagaimana dengan organaisme yang hidup di lingkungan yang kurang oksigen (anaerob) ?. Pada organisme anaerob, pembongkaran zat sumber tenaga (glukosa) berlangsung tanpa melibatkan oksigen. Pembongkaran semacam ini disebut respirasi anaerob.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma). Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif).
1 Materi disampaikan pada kegiatan pembinaan Tim Olimpiade Biologi SMAN Kalasan, Yogyakarta pada 27 Februari 2006 di SMAN Kalasan
2 Staf Pengajar di Jurdik. Biologi FMIPA – UNY.
PROSES RESPIRASI
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, khususnya di Mitokondria. Proses ini bertujuan untuk membangkitkan energi kimia (ATP). ATP dibentuk dari penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam rantai transfer elektron yang terdapat pada membran mitokondria. Peristiwa aliran elektron dan atau proton (H+) dalam rantai tranfer elektron pada dasarnya adalah peristiwa Reduksi – Oksidasi (Redoks).
Oleh sebab itu, pembentukan ATP yang digerakkan oleh energi hasil oksidasi dan perbedaan proton antara ruang antar membran dengan membran sebelah dalam mitokondria disebut fosfotilasi oksidatif. Teori pembentukan ATP oleh gradient proton ini dicetuskan oleh Piter Mitchell yang dikenalkan dengan teori Chemiosmotik. Teori ini mendapatkan hadiah nobel tahun 1987.
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya sama dengan hewan, namun juga ada kekhasannya. Proses respirasi pada dasarnya adalah proses pembongkaran zat makanan sumber energi (umumnya glukosa) untuk memperoleh energi kimia berupa ATP. Namun demikian, zat sumber energi tidak selalu siap dalam bentuk glukosa, melainkan masih dalam bentuk cadangan makanan, yaitu berupa sukrosa atau amilum. Karena itu zat tersebut harus terlebih dahulu di bongkar secara hidrolitik. Demikian pula bila zat cangan makanan yang hendak dibongkar adalah lipida (lemak) atau protein. Proses pembongkaran ( degradasi ) adalah sbb :
Karbohidrase pemecah amilum terdiri dari beberapa macam enzim, di antaranya :
1) Fosforilase, memecah ujung-ujung rantai gula pada amilum, menghasilkan glukosa- 1 -fosfat (G- 1 P). Proses pemecahan ini disebut fosforolisis
2) Amilase, enzim pemecah rantai gula dalam amilum, menghasilkan potongan – potongan rantai gula yang terdiri dari 2 unit glukosa, disebut maltosa.
3) Enzim pemotong percabangan rantai gula
4) Transglukosilase, enzim pemindah sisa rantai cabang ke bagian rantai gula yang lain, dan membentuknya menjadi rantai yang lurus (linier)
5) Maltase, pemotong gula maltosa (disakarida) menjadi unit-unit glukosa penyusunnya.
Setelah tersedia glukosa di dalam sel, selanjutnya glukosa siap dibongkar. Pembongkaran terjadi dalam beberapa tahap, tergantung ketersediaan O2. Tahapan pembongkaran dalam keadaan O2 cukup (aerobik) adalah seperti pada gambar berikut :
Pada glikolisis terjadi 1 tahapan oksidasi substrat, yakni fosfo-gliseraldehida (PGAL) oleh enzim dehidrogenase dan dengan bantuan ko-enzim NAD+ menjadi asam di-fosfo-gliserat (dPGA) dan dihasilkan NADH2. Selain itu juga terjadi 2 kali pembentukan ATP tingkat substrat, yaitu oleh kerja enzim kinase pada saat :
1) pengubahan dPGA - asam fosfo-gliserat (PGA)
2) pengubahan enol-piruvat - asam piruvat
Secara skematis, tahapan glikolisis adalah sbb :
Pada kondisi cukup O2, maka asam piruvat akan dibongkar atau dioksidasi lebih lanjut. Dengan enzim NAD+ - dehidrogenase kompleks, asam piruvat akan dioksidasi dan dipecah (dekarboksilasi) menjadi Asam Acetil - CoA (senyawa 2-C) dan dilepaskan CO2.
Bila kondisi O2 cukup (aerobik), asam Acetil-CoA akan dibakar lebih lanjut dalam daur Krebs atau daur Asam Tri Karboksilat (TCA cycle). Pada daur ini akan terjadi serangkaian konversi zat antara daur Krebs. Pada beberapa tahapan konversi zat-zat antara, akan terjadi proses oksidasi yang dikatalisis oleh enzim dehidrogenase dengan ko-enzim dalam bentuk teroksidasi, yaitu NAD+ atau FAD+. Rangkaian tahapan reaksi perubahan (konversi) zat-zat antara daur Krebs dapat disimak pada gambar berikut.
Oksidasi terjadi terhadap zat antara : 1) isositrat ,
2) asam keto-glutarat,
3) suksinat, dan
4) asam malat
Pada tiap oksidasi substrat dihasilkan NADH2, kecuali oksidasi suksinat yang menghasilkan FADH2. Selain itu, NADH2 yang terbentuk pada saat oksidasi PGAL menjadi dPGA akan ditranspor ke Mitokondria, untuk selanjutnya masuk pada rantai transfer elektron pada membran mitokondria.
Pada dasarnya peristiwa yang terjadi pada rantai transfer elektron adalah peristiwa oksidasi – reduksi (Redoks). Dalam proses ini terjadi transfer elektron (e) dan proton (H+). Pada bagian akhir rantai transfer elektron, elektron dan proton tersebut akan diterima oleh O2 sebagai aceptor elektron dan proton, dan terbentuklah H2O. Adanya gradien proton antara ruang antar membran dengan membran yang menghadap matriks mitokondria, akan menghasilkan energi untuk menggabungkan ADP + Pi menjadi ATP, dengan bantuan ATP-Ase. Peristiwa pembentukan ATP dengan energi hasil oksidasi pada rantai transpor elektron disebut Fosforilasi Oksidasi.
Berdasarkan gambar, dari setiap NADH2 yang masuk pada rantai transpor elektron maka akan dihasilkan 3 ATP. Sedangkan bila FADH2 yang masuk, maka hanya akan dihasilkan 2 ATP.
Berdasarkan cara poenghitungan klasik ini, maka dari pembkaran sempurna 1 mol glukosa ( 180 gram) akan dihasilkan ATP sbb :
1. Tahap glikolisis (di sitosol / plastida) dihasilkan 8 ATP (2 ATP dari fosforilasi tingkat substrat + 6 ATP dari 2 NADH2 yang masuk rantai transpor elektron di mitokondria. Namun pada tahap awal glikolisis butuh 2 ATP.
2. Tahap oksidasi 2 mol Piruvat menjadi Acetil-CoA (dekarboksilasi oksidasi) dihasilkan 6 ATP, yaitu dari 2 NADH2 yang terbentuk
3. Tahap Krebs, pembakaran 2 mol Acetil-CoA dihasilakan :
2 x 3 NADH2 = 6 x 3 ATP = 18 ATP
2 x 1 FADH2 = 2 x 2 ATP = 4 ATP
2 Fosforilasi tkt substrat = 2 ATP
Jumlah Total = 24 ATP
Jadi, total ATP dihasilkan dari pembakaran sempurna 1 mol glukosa = 36 ATP
Pada kondisi kurang oksigen, seperti saat tanah terlalu basah atau tergenang air, maka jaringan akar atau biji-biji yang terbenam di dalamnya akan mengalami kekurangan oksigen. Dalam keadaan seperti ini maka pada jaringan akan terjadi respirasi anaerobik. Respirasi an-aerobik pada tubuhkita akan menghasilkan timbunan asam laktat yang menjadi tanda kelelahan otot. Pada tumbuhan, respirasi an-aerobik akan lebih cenderung menghsilkan ethanol daripada asam laktat. Namun demikian, bahan sisa metabolisme tersebut dapat diubah kembali menjadi glukosa atau dapat dimanfaatkan kembali. Secara ringkas ciri respirasi an-erobik adalah sbb :
(a) alkoholik fermentation
(b) laktik fermentation
Dari gambaran proses kimia pada respirasi an-aerobik di atas tampak bahwa :
1) respirasi an-aerob merupakan pembongkaran glukosa yang tidak sempurna,
2) hanya menghasilkan 2 ATP dati tiap mol glukosa yang dibongkar,
3) Entropi besar karena hasil pembongkarannya menghasilkan sampah yang berupa
senyawa yang masih menyimpan energi cukup besar, yaitu :
a) Ethanol + CO2 , atau
b) Asam laktat
4) Sebagian energi terbuang dalam bentuk panas
Dengan demikian, respirasi aerob merupakan pembongkaran yang jauh lebih efisien, karena :
1) dapat membongkar jauh lebih sempurna dengan zat sisa berupa molekul kecil, yaitu CO2 dan H2O
2) Dapat menghasilkan 36 ATP dari setiap pembakaran 1 mol glukosa
3) Energi yang terbuang dalam bentuk panas sangat kecil
Pembongkaran glukosa sumber energi dalam suasana aerobik yang melibatkan proses- proses glikolisis (di sitosol) dan daur Krebs (di matrik mitokondria) disebut peristiwa pembakaran sempurna. Secara ringkas proses kimianya dapat digambarkan sbb :
DAFTAR PUSTAKA
Edwards,Gerry and David Walker. 1983. C3, C4 : Mechanisms and cellular and environmental regulation, of photosynthesis. Blackwell Sci. Publ. Melbourne.
Campbell, Neil A.; Jane B. Reece and Lawrence G.Mitchell. 1999. Biology. Addison- Wesley, Inc. California
Salisbury,Frank B. and Cleon W.Ross. 1985. Plant Physiology. Wadsworth Publ.Comp. Inc. USA
Taiz, Lincoln and Eduardo Zeiger. 1991. Plant Physiology. The Benjamin/ Cummings Publ.Comp.Inc. California
Raven,Peter H.; Ray F.Evert and Susan E. Eichhorn. Biology of Plants. 3rd Ed. Worth Publisher. US
daRAH
Darah
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Lumuran darah.
Darah adalah tisu perantara yang terdapat dalam semua haiwan tinggi yang berfungsi sebagai sistem pengangkutan dalam badan untuk mengangkutgas, nutrien dan hormon. Darah juga terlibat dalam sistem imunisasimenentang penyakit. Terma perubatan berkait dengan darah bermula dengan hemo- atau hemato- dari perkataan bahasa Greek untuk darah.
Darah manusia
Darah manusia adalah cecair tisu; fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen diperlukan untuk hidup diseluruh tubuh. Darah juga membekalkan tisu dengan zat, menyingkir bahan kumuhan, dan mengandungi pelbagai bahan sistem imunisasi bertujuan mempertahankan badan dari jangkitan kuman. Hormon endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila di oksigen kepada merah tua apabila tiada oksigen. Warnanya disebabkan olehhemoglobin, protein pernafasan (respiratory protein) yang mempunyai besi dalam bentuk heme, tempat oksigen bergabung.
Darah beredar dalam saluran darah dan dikitarkan oleh jantung, pam otot. Darah melalui paru-paru untuk dioksigenkan, dan dikitarkan seluruh tubuh oleh salur arteri. Darah mengedarkan oksigen keseluruh badan melalui saluran halus darah yang dipanggil kapillari. Darah kemudian kembali ke jantung melalui vein.
Lihat sistem kitaran untuk gambaran terperinci mengenai kitaran ini.
Darah juga mengangkut bahan kumuhan metabolik, dadah dan bahan kimia asing kepada hati untuk diuraikan dan kepada buah pingganguntuk disingkirkan sebagai air kencing.
Darah manusia
Darah manusia adalah cecair tisu; fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen diperlukan untuk hidup diseluruh tubuh. Darah juga membekalkan tisu dengan zat, menyingkir bahan kumuhan, dan mengandungi pelbagai bahan sistem imunisasi bertujuan mempertahankan badan dari jangkitan kuman. Hormon endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila di oksigen kepada merah tua apabila tiada oksigen. Warnanya disebabkan olehhemoglobin, protein pernafasan (respiratory protein) yang mempunyai besi dalam bentuk heme, tempat oksigen bergabung.
Darah beredar dalam saluran darah dan dikitarkan oleh jantung, pam otot. Darah melalui paru-paru untuk dioksigenkan, dan dikitarkan seluruh tubuh oleh salur arteri. Darah mengedarkan oksigen keseluruh badan melalui saluran halus darah yang dipanggil kapillari. Darah kemudian kembali ke jantung melalui vein.
Lihat sistem kitaran untuk gambaran terperinci mengenai kitaran ini.
Darah juga mengangkut bahan kumuhan metabolik, dadah dan bahan kimia asing kepada hati untuk diuraikan dan kepada buah pingganguntuk disingkirkan sebagai air kencing.
Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskel corpuscles; yang membentuk 45% bahagian daripada darah. 55% yang lain adalah plasma darah, cecair kekuningan yang membentuk medium cecair darah. Korpuskel adalah:
sel darah merah atau erythrokytes (sekitar 99%). Korpuskel tidak mempunyai nukleus sel dan organelle, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Korpuskel mengandungi hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga bertanggungjawab bagi sistemjenis darah.
Platelet atau thrombokytes (0.6 - 1.0%), bertanggungjawab untuk pembekuan darah.
Sel darah putih atau leukokytes (0.2%), merupakan sebahagian daripada sistem imunisasi; dan bertugas untuk memusnahkan agen jangkitan.
Plasma darah pada asasnya larutan air yang mengandungi :-
albumin
bahan pembekuan darah
immunoglobin (antibodi)
hormon
pelbagai jenis protein
pelbagai garam
Keseluruhannya, plasma dan korpuskel membentuk cecair yang ciri alirannya unik bersesuaian dengan rekabentuk pembuluh darah.
Kesihatan
Beberapa masalah kesihatan berkait dengan darah.
Luka boleh menyebabkan kehilangan darah teruk. The thrombocytes menyebabkan darah membeku, menghalang luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk menghalang exsanguination. Kerosakan pada organ dalaman boleh menyebabkan luka dalaman yang teruk atau hemorrhage.
hemofilia merupakan kecacatan genetik yang menyebabkan kegagalan berfungsi "disfungsi" dalam mekanisma pembekuan darah seseorang. Ini menjadikan luka kecil mampu berubah mengancam nyawa, tetapi biasanya menyebabkan hemarthrosis, atau pendarahan pada sendi, yang boleh melumpuhkan.
Leukemia merupakan kumpulan barah tisu pembentuk darah.
Pendarahan teruk, sama ada melalui kemalangan atau tidak (seperti semasa pembedahan), dan juga sesetengah penyakit darah sepertianemia dan thalassemia, memerlukan pemindahan darah. Beberapa buah negara mempunyai bank darah untuk memenuhi permintaan untuk pemindahan darah. Penerima darah perlu mempunyai jenis darah serasi dengan penderma.
Darah merupakan cara "vektor" penjangkitan. Salah satu contoh penyakit bawaan darah yang diketahui ramai adalah AIDS, yang mana virusHIV, dipindahkan melalui sentuhan antara darah dengan darah, air mani "sperma", atau cecair badan orang yang dijangkiti. Disebabkan oleh jangkitan melalui darah, objek berdarah dianggap ancaman bio "biohazard".
Tekanan darah merupakan alat diagnostik yang penting.
Penghasilan dan penguraian sel darah
Bagi haiwan bertulang belakang, pelbagai sel darah dihasilkan dalam sum-sum tulang dalam proses yang dikenali sebagai hematopoiesis, yang merangkupi erythropoiesis, penghasilan sel darah merah; dan myelopoiesis, penghasilan sel darah putih dan platelet. Semasa kanak-kanak, hampir semua tulang manusia menghasilkan sel darah merah; apabila dewasa, penghasilan sel darah merah terhad kepada tulang-tulang besar: bagi haiwan bertulang belakang, tulang dada (sternum), tulang selangka, tulang pelvik, dan tulang lengan dan kaki. Tambahan lagi, semasa kanak-kanak, kelenjar thymus, yang terdapat di mediastinum, merupakan sumber penting menghasilkan lymphocytes.[1]Komponen darah berprotin (termasuk protin pembekuan) kebanyakannya dihasilkan oleh hati, sementara hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrine dan peratusan air dikawal oleh hypothalamus dan dikekalkan oleh buah pinggang.
erythrocytes yang sihat mempunyai hayat plasma sekitar 120 hari sebelum ia diurai oleh limpa, dan oleh sel Kupffer dalam hati. Hati turut menyingkirkan sesetengah protein, lipid, dan asid amino. Buah pinggang secara aktif menyingkirkan bahan buangan melalui air kencing.
[sunting]Kepercayaan mengenai darah
Disebabkan kepentingan darah kepada kehidupan, darah dikaitkan dengan beberapa kepercayaan. Salah satu kegunaan darah yang asas adalah sebagai simbol pertalian keluarga; "pertalian darah" beerti mempunyai kaitan melalui leluhur dan bukannya melalui ikatan perkahwinan.
Penganut Kristian percaya bahawa wain Eucharist adalah atau melambangkan darah Yesus Kristus yang ditumpahkan untuk keselamatan (salvation) mereka.
Vampire adalah makhluk fiksyen yang dipercayai terus hidup dengan menghisap darah orang yang masih hidup. Dalam teori zaman pertengahan "medieval" salah satu dari empat unsur badan, darah dikaitkan dengan unsur api dan riang dan pelahap yang dikenali sebagai mempunyai perwatakan (sanguine).
Darah haiwan bukan manusia
Dalam serangga, darah (secara tepatnya dikenali sebagai hemolymph) tidak terbabit dalam pengedaran oksigen. (Bukaan dikenali sebagaitrakhea membenarkan oksigen dari udara untuk meresap secara langsung ke tisu). Darah serangga mengangkut zat ke tisu dan menyingkirkan bahan kumuhan.
Dalam haiwan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke tisu. Dalam sesetengah haiwan invertebratakecil, oksigen hanya meresap kedalam plasma. Semua haiwan lain menggunakan pritin pernafasan untuk meningkatkan keupayaan mengangkut oksigen. Hemoglobin merupakan protin pernafasan paling berkesan secara semulajadi. Hemokyanin (biru) mengandungitembaga dan digunakan dalam haiwan krustakean. "Sea squirt", antara haiwan laut, menggunakan vanadium khromagen (hijau muda, biru, atau kuning bata "oren") untuk pewarna pernafasaan.
Dalam invertebrata, protin pembawa oksigen terlarut bebas dalam darah; dalam vertebrata protin pembawa oksigen terkandung dalam sel darah merah khusus, membenarkan kepekatan lebih pewarna pernafasan tanpa peningkat kepekatan darah.
Darah diguna makanan
Ada budaya yang masak dan makan darah haiwan. Puding darah dan sosej darah dimakan di England dan Sweden. Yahudi dilarang campurkeju dan darah kerana begini macam campur hidupan dan mati (lihat: kosher). Islam haramkan makan darah.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Darah
fito hormon auksin
FITO HORMON AUKSIN
Hormon-hormon Tumbuhan
• Kontrol pertumbuhan, perkembangan dan arah tumbuh
Konsep dan definisi Hormon tumbuhan:
• senyawa yang disintesis secara alami oleh tumbuhan
• transport
• respon
• efektif pada konsentrasi rendah
• Perlu spesifik reseptor yang dapat mengikat senyawa tersebut
• Keberadaan satu jenis hormon seringkali mempengaruhi sintesis atau aksi hormon yang lain
Senyawa kimia yang disintesis secara alami oleh tumbuhan
• Disintesis pada salah satu bagian tumbuhan
• Menimbulkan efek pada konsentrasi yang sangat rendah
• Perlu transport dari tempat sintesisnya
• Aksi terjadi pada jaringan / sel yang sama atau berbeda dengan tempat sintesis
• Membawa sinyal yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
Pengendalian aktivitas hormon
1. Konsentrasi
2. Sensitivitas
Konsentrasi hormon pada lokasi tertentu tergantung pada:
1. kecepatan sintesis
2. degradasi
3. transport ke target sel
4. konjugasi (seringkali bersifat reversible)
Faktor lingkungan sangat berpengaruh
• Hormon mengintegrasi sinyal lingkungan dan mendistribusikannya ke bagian tubuh tumbuhan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas
1. Genotip
2. Proses
3. Jaringan
4. Umur dan tingkat perkembangan tanaman
5. Kondisi fisiologi
6. Ada tidaknya hormon lain
Berikut Chart mekanism nya
Beberapa kemungkinan cara kerja hormon
• Bekerja pada membran sel, memfasiltasi substrat atau ion atau cairan tertentu menembus membran lebih cepat.
• Melepas substrat terikat sehingga dapat terjadi reaksi enzimatik lebih cepat.
• Berperan sebagai faktor yang mempercepat reaksi enzimatik karena mengatasi faktor pembatas, misalnya menyediakan ATP, koenzim atau logam sebagai efektor.
• Dapat pula hormon sebagai koenzim atau mengubah enzim inaktif menjadi aktif.
• Bekerja pada mitokondria untuk mempercepat reaksi.
• Hormon bekerja sebagai
1. first messenger untuk membentuk c-AMP
2. sebagai second messenger untuk mengaktifkan enzim, prekursor enzim atau CAP (Catabolic Activity Protein).
• Bekerja pada DNA atau salah satu faktor yang berperan pada transkripsi dan translasi, atau bahkan pada tingkat sintesis protein, namun tepatnya belum diketahui.
Efek hormon
• Proses yang sama dapat dikontrol oleh dua atau lebih hormon-hormon yang bekerja secara sinergis maupun antagonis
• Tumbuhan tak dapat bergerak sehingga faktor lingkungan berpengaruh terhadap arsitektur tumbuhan
1. tipe percabangan
2. rasio akar/pucuk
Macam-macam hormon tumbuhan
1. Auksin (Auxin)
2. Sitokinin (Cytokinin)
3. Giberelin (Gibberellin)
4. Asam absisat (abscisic acid)
5. Etilen (Ethylene)
6. Brasinolides (Brassinosteroid)
7. Jasmonat (Jasmonates)
8. Salisilat (salicylates)
1. Auksin ( IAA)
• Isolasi auxin dari tumbuhan tinggi diperoleh pada th 1946 determinasi dgn Mass spectrometry
• pd th 1972 menggunakan 15.000 potongan ujung koleoptil tanaman jagung
Dalam tubuh tumbuhan dijumpai dlm bentuk :
• bebas (IAA)
• terikat dg molekul lain
• sebagai prekursor : indol asetaldehid, indol asetonitril, indol etanol, triptamin
• macam auxin endogen yang lain : IBA (indol asam butirat) PAA (phenil asam asetat)
Discovery of a plant hormone-Auxin
• Experiment ditujukan untuk menganalisis gerak fototropism (menggunakan kecambah oat (Avena)
• mulanya untuk menentukan bagian yang menerima persepsi cahaya
• kemudian mendeterminasi bagaimana sinyal ditransmisikan ke bagian yang merespon
Charles and Francis Darwin (1880)
• Mempelajari pembelokan kecambah ke arah cahaya
• cut off the tip (of coleoptile), saw no bending
• covered the tip with foil, saw no bending therefore, signal was perceived in the tip
Boysen-Jensen (1913)
Menggunakan sepotong mika
• jika disisipkan dibawah pucuk dibagian yang tidak terkena cahaya maka tidak ada pembelokan
• jika disisipkan pada sisi yang terkena cahaya langsung maka ada pembelokan
Kesimpulan : untuk terjadinya pembelokan perlu transport sinyal disepanjang sisi yang tidak terkena cahaya secara langsung
Berikut juga akan disajikan penelituan Went 1926
Frits Went (1926) :
• Dalam percobaannya Went menggunakan bahan potongan agar-agar
• ujung koleoptil dipotong dan diletakkan pada potongan agar-agar
• jika potongan agar tersebut diletakkan kembali pada kecambah yang telah dipotong ujungnya, terjadi pertumbuhan dan pembelokan arah tumbuh ujung koleoptil.
• jika yang digunakan potongan agar tanpa auksin maka tidak terjadi pertumbuhan dan pembelokan arah tumbuh
Kesimpulan :
• Ada sinyal yang berdifusi dari potongan pucuk koleoptil ke dalam potongan agar-agar, yang menstimulasi pertumbuhan pada sisi yang tidak langsung terkena cahaya.
Dari penelitian diatas bisa disimpulkan bahwa
• Letak sintesis: Auksin pada meristem pucuk, daun-daun muda, buah & biji yang sedang tumbuh
• Fungsi / Peran Auksin : tropism, dominansi apikal, stem elongation, root growth, differentiation, branching, fruit development, partenokarpi, senescence
• Biosynthetic pathway is associated with tryptophan
• synthesis: either tryptophan-dependent (derived from tryptophan) or tryptophan-independent (uses some of the precursors to tryptophan)
Menurut Koeffli, Thimann dan Went (1966), Struktur Molekul dan Aktivitas Auksin (Indole Acetic Acid) aktivitas auksin ditentukan oleh
• adanya struktur cincin yang tidak jenuh
• adanya rantai keasaman (acid chain)
• pemisahan karboksil grup (-COOH) dari struktur cincin
• adanya pengaturan ruangan antara struktur cincin dengan rantai keasaman.
Berikut akan kami sajikan skema Jalur terbentuknya IAA ( Auksin) OK
Transport Auksin
• Pada batang auksin ditransport secara basipetal (away from apex)
• Pada akar, transport auksin secara akropetal ke arah ujung melalui parenkim vaskuler.
Perhatikan gambarnya OK
Efek fisiologi dan Mekanisme kerja Auksin
Faktor-faktor yang berpengaruh
1. Konsentrasi
2. Tingkat perkembangan sel yang menerima hormon
3. Umur sel
Peran Fisiologi Auksin
1. Dominansi apikal
2. Diferensiasi berkas pengangkut
3. Induksi akar adventif dan akar lateral
4. Menghambat absisi
5. Memacu pemanjangan sel
6. Menstimulasi sintesis etilen
7. Menstimulasi perkembangan buah
Dominansi apikal Auksin
• IAA diproduksi pada tunas pucuk
• Dominansi apikal akan hilang jika tunas pucuk dipotong
• Jika tunas pucuk yg telah dipangkas diberi IAA, dominansi apikal muncul kembali
• Pertumbuhan tunas lateral dipacu oleh sitokinin namun dihambat oleh IAA
Diferensiasi berkas pengangkut
• Aplikasi IAA pada jaringan yang luka dapat menyebabkan diferensiasi
• Diferensiasi xilem diinduksi oleh transport polar basipetal dari IAA yang diaplikasikan Auksin memacu pertumbuhan akar adventif dan lateral
• Auksin disintesis di ujung batang dan ditranspor secara basipetal ke jaringan dibawahnya.
• Suplai auksin yang mencapai daerah subapikal (dibawah ujung) batang atau koleoptil diperlukan untuk melanjutkan elongasi sel-selnya.
Perhatikan gambar
PERCOBAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN AUKSIN
PENGARUH CAHAYA PADA AUKSIN
Untuk membantuk petani modern sekarang telah dibuat Auksin Sintetik yaitu
Auksin sintetik berupa napthaleneacetic acid (NAA)
• 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D)
• MCPA (2-metil-4klorofenoksi asam asetat)
• Dicamba (2,4,6, trikloro asam benzoat)
• Pikloren/Tordon (4-amino, 3,5,6-asam trikloropropionat)
Namun Jika dirasa pertumbuhan akan dikelola dengan melawan dominansi auksin kini juga sudah ada senyawa anti auksin yang digunakan untuk memanipulasi pertumbhan yang dikehendaki
Senyawa itu adakah
• a (p-chlorophenoxy)isobutyric acid [PCIB]
• 2,3,5- triiodobenzoic acid [TIBA]
• a-naphtylthalamic acid [NPA]
Untuk menganalisis tingkat seluler maka akan di sajikan pula skema efek kerja auksin pada sel
Langganan:
Postingan (Atom)